Minggu, 21 September 2008

Aku Datang, Aku Singgah, Aku Terdiam

Aku sudah ke sana ... akhirnya.
Aku hanya singgah sesaat, tanpa sempat mencari apa yang sempat membuatku terobsesi.
Aku sempat terdiam, tanpa apa pun terlintas di otakku.
Aku benar-benar tidak dapat mengingat nama satu tempat, yang dulu sangat ingin kudatangi.

Aku tak bisa ke sana, karena tak ingat namanya.
Aku hanya bisa menghela napas panjang sambil pelan mendesah,
"Aku sudah datang ..."
Aku tak mendengar apa pun, hanya lirih suara sendiri.

Aku sadar tak bisa mengunjungi dia lagi.
Aku tahu dia sudah tak di sana lagi.
Aku hanya ingin melihat tempat itu saja.
Aku hanya bisa termangu, tanpa kata.


13:50
22092008

Rabu, 17 September 2008

hufh

Fiuh ...
Aku hampir saja lupa jika ada tempat itu.
Dulu aku ingin sekali pergi ke sana, meski hanya sebentar ... hanya sekadar singgah.
Semua melarang, keadaan pun tak mengizinkan.
Hingga membuatku terpuruk di sudut ruang.

Kini ...
Aku sudah tak ingat nama tempat itu,
yang dulu begitu ingin kusinggahi.
Mengapa sekarang tempat itu malah memanggilku?
Haruskah kujawab panggilan itu?

13:30
18092008

Senin, 15 September 2008

Menuju Muara

Akhirnya ...
Sungai kecil itu menuju muaranya,
muara yang tidak luas, mungkin juga tidak jernih.
Namun, sungai tak juga ingin berhenti
atau membelokkan arah alirannya.

Akhirnya ...
Sungai itu pernah tenang, pernah pula beriak.
Namun, sungai tetap mengalir ...
menuju arah muaranya.
Muara yang selalu menanti dengan tenang.

13:00
16082008

Selasa, 09 September 2008

the messenger

kamu mau jadi orang benar atau orang baik?
waks! pertanyaan yang tidak bisa cepat kujawab sore itu.
aku sedang bercerita tentang pekerjaanku yang sedang fullspeed.
lalu, pertanyaan itu diucapkannya. saat keningku berkerut, ada penjelasan selanjutnya.
orang benar itu sesuai aturan yang berlaku, sedangkan orang baik itu pasti memikirkan perasaan orang lain. nah loh!
apa yang kukerjakan saat ini sedang dalam persimpangan. mana yang harus kupilih?
tidak nyaman rasanya berada di tengah-tengah. aku bukan pelaksana, tapi juga bukan pengambil keputusan. aku hanyalah the messenger, 'penyampai pesan'. aku tak punya hak membuat pesan itu. ah, apakah memang harus seperti ini? tidak adakah yang bisa kulakukan?
apakah kebimbangan seperti ini bisa membuatku berhenti?
sungguh, aku ingin menjadi orang baik yang berbuat benar ... atau orang benar yang berbuat baik?
09092008
16:10