Selasa, 25 November 2008

Hai

Aku sudah menyapanya siang ini.
"Hai," hanya itu.
Dia pun balik menanyakan kabarku.
Baiklah, kami saling menyapa.
Namun, mengapa terasa pedih?
Aneh, bukan?
Harusnya aku senang, lega, atau bahagia.
Mengapa malah ingin berbalik dan menghindar?
Percakapan pendek itu memang terjadi.
Namun, tiada kehangatan terasa, malah gamang.
Sudahlah, aku sudah menyapanya.
Itu sudah cukup untuk hari ini.
Sekarang aku ingin pulang, kembali ke rumah.

17:40
25112008

Senin, 24 November 2008

24 Nov '08

Kau tidak datang malam tadi
Mengapa malah dia yang menemani
Tidak, aku tidak mengundangnya
Aku menginginkanmu, bayanganmu

Sungguh anganku kembali padamu
Senyummu ingin kulihat sekali lagi
Tak ada gambarmu dalam kalbuku
Kehangatan pun tak mampu kuraih

Kuhanya bisa membalikkan kenangan
Meski tiada lagi kekuatan
Mencoba mencari serpihan wajahmu
Dalam tiap suara yang masih kudengar

Rabu, 19 November 2008

Izinkan Aku Memakimu

Hai kau yg bernama!
Berani sekali kau pergi begitu saja
Meninggalkan kebunmu yg mulai tumbuh
Tiadakah setitik asa tertinggal?

Kau!
Ya, kau yg sedang termangu dalam hujan.
Tak sudi lagikah kau menyiangi rumput itu?
Keliarannya mulai mengoyak tunas yg kautanam

Hei, kau yg bernama!
Tengoklah sebentar ...
Di sini kami bersandar, tidak meninggalkanmu
Masih ingin menumbuhkan tunas-tunas itu

Kau yg bernama!
Ternyata aku tak sanggup memakimu
Kau yg kan kembali melangkah
Menapaki cita yg pernah tersirat


16:30
20112008

Selasa, 18 November 2008

Inginku

Aku ingin pulang, sekarang
Entah kenapa
Tiba-tiba saja aku ingin pulang
Tanpa alasan

Aku benar-benar ingin pulang
Adakah yang bisa membawaku pergi?
Pergi dari sini secepatnya

Pulang ke tempatku merasa nyaman

Aku hanya ingin pulang
Pulang ke peraduan senyumnya
Memeluk hangat jiwanya
Aku ingin cepat pulang

12:40
19112008

Meletup Lagi ...

Aku meletup lagi, tadi siang.
Sungguh tidak enak, sungguh tidak nyaman.
Aku juga tidak tahu bagaimana awalnya.
Aku hanya ingat rasa marah itu.

Ya, masih ingat obrolan yg biasa saja.
Ada jeda, cukup lama kurasa.
Setelah itu, ada nada merajuk.
Ya, aku tak salah mengenalinya.

Oke, baiklah jika ingin merajuk.
Silakan saja, tak masalah.
Namun, tunggu dulu.
Mengapa ada semburan panas di dalam sana?

Aku sudah ingin mengabaikannya.
Aku mulai tak acuh, tapi dia mulai meradang.
Tanpa kusadari, aku pun meracau.
Tanpa terkendali mungkin.

Ada luka yg tak kusadari membuka.
Namun, mengapa aku malah melukainya?
Sadarkah aku akan apa yang terjadi?
Aku meletup ... lagi.

Tidak, mengapa harus sekarang?
Tunggu, bukankah aku hanya meracau?
Dia sudah lama terluka, bukan karenaku.
Itu yang kutahu.

Namun, aku terbakar sendiri di sini.
Merutuki rajukan yang kutahu bisa kuabaikan.
Aku melakukannya tanpa kendali.
Ya ya, aku meletup kembali.

18:50
18112008

Kamis, 13 November 2008

Mencoba Bertahan

Kaget? Jelas iya. Siapa yg tidak terkejut jika ada teman yg akan mendahului untuk berhenti di tengah perjalanan. Ya, meskipun aku tidak begitu paham alasannya, aku mencoba tidak bertanya. Bagiku, itu adalah hak pribadi masing-masing. Toh, rasa penasaran tetap ada.
Aku sudah bimbang sebelumnya, aku sempat ingin berhenti di persimpangan sebelumnya. Saat aku masih berpikir sambil berjalan, ternyata ada yg mendahuluiku. Ya sudahlah, harus diterima.
Aku sempat berbisik kepada kawan seperjalanan tentang niatku itu, tapi dengan keras dia memintaku bertahan. Ya, perjalanan untukku belum selesai, bekal yg kubawa masih banyak.
Hmm, aku jadi termangu sekali lagi ... masih sambil berjalan. Mungkin dia bermaksud memberiku semangat. Aku kembali melihat kerlip mercusuar di kejauhan. Kerlip yg sempat terhalang mendung. Biarkan hujan turun, tidak apa-apa. Biar saja berjalan di tengah badai, tetap harus dicoba.
Yup, pelan tidak mengapa .... Aku mencoba kembali menyemangati diri dalam perjalanan yg belum tampak akan usai ... dengan sedikit asa.
18:00
13112008

Dulu dan Sekarang

Dulu ...
Sedikit kejengkelan akan membuatku ingin berhenti.
Namun saat ini ...
Kejengkelan kecil seakan tak sebanding dengan rengkuhanmu dalam sepi.

17:30
13112008

Rabu, 12 November 2008

Ga Lagi Deh ...

Wah, pengalaman beberapa hari ga ketawa di kantor bikin kapok deh.
Ga mau lagi menerima tantangan yg ga jelas.
Apalagi, tantangan utk tidak ketawa!!!
Padahal seorang teman jelas mengatakan, tertawa adalah nyawaku.
Betul, itu! Aku sakit kepala tiap malam karena seharian ga ketawa.
Aku juga tidak mengerti kok bisa begitu.
Ah, untung Jumat malem bisa ngakak. Lega deh ...
Dah ah, pokoke aku terima aja keadaanku yg orang bilang 'edan' karena suka ketawa sendiri.
Uah, itulah aku. Ada sahabat yg bilang agar aku jangan berubah. Ah, jadi GR.
Sudahlah.

17:45
12102008

Kamis, 06 November 2008

Waaa ..........

Kemarin teman2ku menantangku utk tdk tertawa seminggu ke depan.
Itu sungguhan atau main2 y? Aku tak tahu.
Namun, hari ini aku hanya sampai nyengir, tdk tertawa ... apalagi ngakak.
Sampai2 ada yg berkomentar, dunia akan muram karena aku tdk tertawa.
Ada2 saja. Apakah memang begitu?
Uah, rasanya mmg ada yg kurang nih! Bukankah tertawa itu mmg 'who I am'?
Aku kan 'ngedan', bukan edan.
Aku mmg 'ngantor', bekerja di kantor, tapi aku tidak slalu serius.
'Homy' adalah yg kurasa di sini. Jadi, aku mmg bkerja, tetapi jg bercanda dan
ngobrol dengan teman2. Tertawa sampai ngakak dan sakit perut tak bs dipisahkan.
So ... what will happen tomorrow? We'll see.

19:10
06112008

Selasa, 04 November 2008

Bingung ...

Waaa ... kok ak jd bingung mo nulis apa. Waks.
Padahal td dah smangat mo nge-blog. Wayau ...
Hari ini suasana kantor penuh tawa, tapi bukan berarti sedang hepi-hepi.
Siang harinya hujan turun cukup deras dan aku tak sadar teringat kembali
akan kenangan-kenangan lalu. Tidak melarat-larat memang (meski sedikit ingin melarat),
tapi cukup membuatku tersenyum.
Ah, sudahlah ... hujan sudah reda. Hampir semua teman kantor sudah pulang.
Izinkan aku ikut undur diri. Mungkin akan melangut dalam kenangan di jalan nanti.
Sungguh, aku akan sedikit terhanyut.

17:55
04112008