Selasa, 18 November 2008

Meletup Lagi ...

Aku meletup lagi, tadi siang.
Sungguh tidak enak, sungguh tidak nyaman.
Aku juga tidak tahu bagaimana awalnya.
Aku hanya ingat rasa marah itu.

Ya, masih ingat obrolan yg biasa saja.
Ada jeda, cukup lama kurasa.
Setelah itu, ada nada merajuk.
Ya, aku tak salah mengenalinya.

Oke, baiklah jika ingin merajuk.
Silakan saja, tak masalah.
Namun, tunggu dulu.
Mengapa ada semburan panas di dalam sana?

Aku sudah ingin mengabaikannya.
Aku mulai tak acuh, tapi dia mulai meradang.
Tanpa kusadari, aku pun meracau.
Tanpa terkendali mungkin.

Ada luka yg tak kusadari membuka.
Namun, mengapa aku malah melukainya?
Sadarkah aku akan apa yang terjadi?
Aku meletup ... lagi.

Tidak, mengapa harus sekarang?
Tunggu, bukankah aku hanya meracau?
Dia sudah lama terluka, bukan karenaku.
Itu yang kutahu.

Namun, aku terbakar sendiri di sini.
Merutuki rajukan yang kutahu bisa kuabaikan.
Aku melakukannya tanpa kendali.
Ya ya, aku meletup kembali.

18:50
18112008

Tidak ada komentar: