Senin, 27 Juli 2009

Sekocak-kocaknya penulis, mungkin lebih kocak tulisannya

NVO, NVO, dan NVO .... Weleh, apaan tuh ya? Ternyata Negeri van Oranje. Weits, kisah 5 mahasiswa yang kuliah di Belanda? Ah, biasa saja tuh. Eh, tapi tunggu dulu! Novel ini ditulis 4 penulis! Walah, rasa penasaran lalu muncul. Dari mana mereka dapat ide untuk menulis sebuah novel dengan satu alur cerita? Bagaimana menyatukan ide-ide yang pasti berbeda itu? (Catatan, salah satu penulisnya cewek!) Satu lagi, apa para penulisnya juga sekocak tulisan mereka?
Membaca cerita NVO (mulai dari tulisan asli sampai jadi) memang tidak membosankan. Padahal kalau dipikir-pikir lagi, saya membaca cerita yang sama … bagian yang sama, berulang-ulang. Namun, masih juga saya terkekek-kekek membaca dan membayangkan adegannya. Yup, saya memang terhanyut ceritanya sampai bisa membayangkan tiap adegan dan para tokohnya. Nah, sampai akhirnya muncul pertanyaan tadi: sekocak apa penulisnya? Karena ada seorang penulis mengatakan bahwa tulisan kocak sering dihasilkan oleh penulis yang pembawaannya terlalu serius.
Namun ... kedatangan AAGABAN eh penulis NVO membuyarkan paradigma itu. Mas Wahyu dan Mas Adept ternyata memang kocak. Hehe, lihat saja penampilan mereka. Duh, kedatangan keduanya dengan seragam oranye ngejreng menarik pengunjung Gramedia di Ambarukmo Plaza (21/5). Acara temu penulis pun menjadi ramai dan penuh tawa. Cerita Mas Wahyu ditimpali celetukan jahil Mas Adept benar-benar menghidupkan cerita NVO. Ah, mereka memang penulis kocak!
Penasaran pun bertambah satu, kapan novel ini dibuat filmnya, ya?

Tidak ada komentar: