Selasa, 18 Agustus 2009

MEREKA (TERNYATA) JUGA MANUSIA

Hore!!! Aku bersorak dalam hati karena untuk kesempatan kali ini tidak datang mepet atau terlambat. Aku dan adikku masih bisa memilih tempat duduk. Senangnya!
Yup, setelah 2 th absen, akhirnya aku bisa ikut tugas koor lagi. Acara tahunan di lingkungan yang menyenangkan bagiku karena bisa ikut bernyanyi (tanpa hrs hapal syair dan suara fals). ;p
Suasana hari ini mungkin tak semegah sebelum2nya karena berita duka yg bertubi datang beberapa waktu terakhir. Namun, acara ini tetap harus berjalan. Aku pun bersemangat untuk ikut membantu memeriahkannya (sok penting nih) dan berharap sema lancar. Sedikit ada harapan bertemu teman-teman lama. Tahun lalu mereka datang dan hanya menitipkan salam kepada ibuku. Duh, inginnya bertemu mereka kembali. Bagaimana kabar mereka sekarang, ya?
Pukul 5 sore acara dimulailah. Satu per satu lagu kami nyanyikan. Fiuh, sempat keseleo juga, tetapi untung tidak terlalu tampak. Hehehe, alibi yg bagus. Akhirnya inti acara tiba, dan kami yg datang pun mulai menghapal nama mereka. Beberapa pemuda baru bergabung. Mereka dipanggil satu per satu. Pelan aku membatin, semoga jumlah yg sama akan keluar dari sini. Amen.
Selintas ingatan datang, ingatan akan seorang sahabat di masa lalu. “Kami juga manusia, Cil. Manusia dengan keterbatasan. Jangan menghakimi seakan kami tidak bisa melakukan salah atau membuat keputusan tidak seperti yg kalian harapkan.”
Aku hanya tersenyum saat itu. Ya, aku juga paham. Saat kecil aku merasa keputusan hidup tidak seperti orang lain pastilah bukan hal mudah dan sekali memilih, mereka tidak akan mengubah keputusannya. Namun, saat ini aku sudah tak berpikir seperti itu lagi. Setelah banyak kulihat pemuda-pemuda seperti yg sekarang di depanku masuk dan keluar dengan jumlah lebih sedikit, aku mulai membuka pikiran. Aku teringat seorang pastur menyanyikan lirik lagu dari Seurius, “Rocker jg manusia”, tetapi diganti menjadi, “Romo jg manusia.” Hehehe, kurasa bisa jg diganti bermacam-macam sesuai kondisi.
Aku tersenyum mendengar adikku berbisik, “Wah, kita lihat saja berapa yg akan bertahan sampai tahun depan.” Memang ini bukan lomba dan tak akan ada yg kalah karena gugur di tengah jalan. Semua kembali ke pribadi masing-masing. Bukankah manusia memang diberi kesempatan memilih? Meski kadang keputusan itu tidak sama seperti yg diharapkan masyarakat atau bahkan keluarga mereka sendiri.
Tidak hanya satu-dua orang yg kukenal memutuskan jalan berbeda di tengah perjalanan. Ada yg benar-benar karena ingin berhenti, tetapi ada pula yg berhenti karena keadaan yg tidak diinginkan. Sedih memang, karena ada sebagian yg aku kenal dari awal perjalanan. Namun, jika itu memang harus terjadi, aku hanya bisa berharap semoga itu jalan terbaik bagi mereka.
Yap, acara berakhir juga. Lancar seperti yg kami semua harapkan. Mengucapkan selamat bagi mereka adalah hal yg wajib kulakukan (ya iyalah). Tak lupa yg memperbarui janji juga kuberi ucapan selamat. Mereka termasuk teman lama yg hampir kulupakan. Senangnya mereka masih berada di jalan ini (salah satu keegoisan diri ya?). ;p
Banyak obrolan menyenangkan, ejekan, bahkan tanya-jawab kami lalui; tetapi beberapa wajah tak juga muncul hingga akhirnya adikku mengajak pulang. Ah, mungkin mereka memang tidak bisa datang seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal aku merasa tahun depan mungkin tak bisa lagi berada di sini. Sudahlah, tidak apa-apa. Aku yakin mereka baik-baik saja. Tuhan menjaga. Amen.

170809
(sebuah catatan utk sabtu sore kmrn)

Tidak ada komentar: